Minggu, 31 Desember 2017

Hikayat Bayan Budiman


Hikayat bayan budiman berasal dari syukasaptati atau sering dikenal dengan tujuh puluh cerita bayan. Dalam bahasa Sansekerta terdapat dua macam versi panjang dan versi pendek cerita bayan. Untuk versi panjang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Pahlawi (parsi kuno) tetapi versi-versi tersebut telah hilang. Dan yang tersisa ialah terjemahan dalam versi parsi baru yang dibuat oleh Nakshabi (1329) dan diberi nama Tuti Name. Di dalamnya ada 52 cerita yang diselibkan. Kemudian dibuat lagi dalam bentuk puisi oleh Abdul Hamid Lahwi. Hikayat ini banyak juga tersebar dalam bahasa Bugis, Makasar dan Jawa. Dalam bahasa Indonesia disebut hikayat bayan budiman. Tetapi ada juga yang menyebut cerita Kojah Mubarok, Kojah Maimun atau cerita Taifa. Jumlah cerita yang diselibkan ke dalam hikayat tersebut berbeda-beda. Pada hikayat bayan budiman terdapat 24 cerita.


Isi ringkasan cerita

Seorang saudagar yang bernama Haradatta menikah dengan seorang putri dan memiliki anak bernama Madanasena. Madanasena melupakan Artha (mencari nafkah) dan melupakan Dharma (agama). Ia hanya mementingkan Asmara (kama atau cinta). Ayahnya sangat susah memikirkan kelakuan anaknya itu untung saja temannya seorang pendeta bernama Tri Wikrama dapat menolongnya. Ia memberikan sepasang burung bayan yang berasal dari dua Gandharwa  setiap hari burung bayan bercerita kepada Madanasena. Ceritanya penuh nasehat yang mengingatkan Madanasena akan kewajibannya terhadap orang tua dan istrinya. Kemudian Madanasena pergi ke negeri asing untuk berniaga dan istrinya Prabhawati diserahkan kepada sepasang burung bayan. Mula-mula Prabhawati amat sedih ditinggal suaminya tetapi karena hasutan kawan-kawannya lalu ia mengadakan hubungan gelap dengan teman laki-lakinya. Pada waktu akan berangkat menemui kekasihnya bayan betina menjelek-jelekkan Prabhawati. Prabhawati marah sekali dan bayan betina hendak dibunuhnya. Tetapi si bayan betina dapat meloloskan diri. Bayan jantan mengetahui maksud Prabhawati, ia mencari akal untuk menahan maksud Prabhawati ketika ia hendak menemui laki-laki selingkuhannya. Bayan jantan memulai cerita tentang Ganasyalini seorang perempuan yang berbuat jahat pada suaminya. Dengan suatu tipu muslihat burung bayan tidak mendapat kesulitan pada saat bercerita. Cerita-cerita burung bayan membuat hati Prabhawati tertarik sehingga ketika bayan jantan berhenti bercerita Prabhawati tetap meminta burung bayan melanjutkan ceritanya, ia tidak mau pergi dan tetap ingin mendengar kelanjutan ceritanya. Demikianlah berturut-turut hingga 70 malam lamanya bayan budiman dapat menahan Prabhawati dari niatnya yang buruk sampai Madanasena kembali.

Beberapa cerita yang ada dalam buku syukasaptati  terdapat dalam Pancatantra begitu juga sebaliknya. Cerita-cerita berbingkai untuk mengundurkan hukuman mati kebanyakan menceritakan hubungan gelap laki-laki dan perempuan, akal licik, kebohongan dll. Tetapi seakan-akan memberikan tambahan nasihat bagi anak-anak raja yang terdapat dalam Pancatantra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UP TO DATE

Kidung Rumekso Ing Wengi

Kidung Rumekso ing wengi merupakan sebuah syair religius yang memiliki makna begitu dalam dan luas, sebuah syair yang amat menarik untu...

STAR NEWS